Syukuran Kehamilan Adat Dan Tradisi

Kehamilan merupakan sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh semua pasangan suami-isteri, karena dengan begitu mereka bisa meneruskan garis keturunannya. Bahkan untuk saat ini banyak sekali orang-orang yang bahkan sampai rela bolak-balik ke rumah sakit, minum obat penyubur kandungan, meminum ramuan-ramuan herbal, bahkan ada pula yang sampai datang ke dukun.

Karena kesukaran-kesukaran yang dialami pasangan-pasangan ini, jadi banyak keunikan-keunikan yang dilakukan masyarakat untuk menunjukkan rasa syukur atas kehamilan seorang wanita biasanya dengan wujud syukuran kehamilan kepada tetangga sekitar. Di Jawa khusunya,upacara peringatan yang digelar untuk ibu hamil masih terus digelar sampai sekarang. Mulai dari bulan pertama sampai bulan ke sembilan tiap bulannya. Bahkan tujuan peringatan pada tiap bulannya berbeda-beda.
Syukuran Kehamilan Adat Dan Tradisi
Bulan Pertama
Upacara pada bulan pertama sebenarnya sudah jarang ditemukan, upacara pada bulan ini bertujuan untuk ungkapan rasa syukur atas kehamilan sekalian meminta doa-doa kepada tetangga sekitar agar diberi kemudahan dan kelancaran pada proses kehamilan. 

Pada upacara ini diperingati dengan membuat bubur yang terbuat dari beras dan tepung dan dilengkapi dengan dua macam kuah, yakni santan kelapa yang diberi sedikit rasa asin, dan cairan gula merah sebagai pemanisnya.

Bulan Kedua
Seperti hal nya pada bulan pertama, pada bulan kedua pun sudah jarang dilakukan. Pada upacara ini dibuat nasi tumpeng dengan berbagai macam sayur yang dimasak sebagai urap-urap, tetapi jumlah atau macamnya harus ganjil. 

Selain nasi tumpeng dibuat juga bubur jenang yang disebut dengan jenang katul yang diberi kuah santan kelapa dan gula merah. Sebagai pelengkap ada juga makanan yang terbuat dari tepung beras yang dibungkus daun pisang dan ditanak bersama dengan gula merah.

Bulan Ketiga
Upacara ini adalah upacara yang sering ditemukan bahkan di kota-kota yang tidak terlalu besar seperti Kota Malang atau Kota Batu. Dalam upacara kali ini dibuatkan nasi tumpeng juga, tapi dengan rasa yang lebih gurih karena ditanak campur dengan santan dan diberi kunyit sebagai pewarna kuning. 

Untuk lauk yang dihidangakan sudah tidak terbatas pada sayur-sayuran, tetapi sudah ada panas ati, sambal goreng, dan daging ayam atau daging sapi sebagai pelengkap. Dalam acara ini juga dihidangkan kue apem sebagai kudapan

Bulan Ke empat
Pada bulan kekempat biasanya banyak dilakukan oleh banyak warga yang masih memegang teguh adat jawa. Umumnya pada kehamilan ke4 bulan mengadakan acara makan-makan dengan menu khas selametan. Artikel mengenai syukuran bulan ke4 akan di sajikan dalam artikel yang berbeda
Bulan Kelima
Upacara lima bulanan jarang ditenui saat ini, menurut informasi upacara ini menyajikan ketan yang ditaburi dengan kelapa yang ditaburi dengan gula, bahkan ada pula orang yang menambahinya dengan taburan kacang yang sudah di ulegatau dihaluskan agak kasar. 

Untuk hidangan yang diberikan kepada para tetangga adalah nasi dan sayur hijau yang dimasak urap-urap dan diletakkan dalam daun pisang dan diberikan diatas tampah, atau tempat yang terbuat dari anyaman bambu. Pada upacara ini disediakan juga rujak dari 7 jenis buah.

Bulan Ke enam
Pada pelaksanaan upacara enam bulanan dibuatkan apem yang lebar, yang dimasak di wajan kecil atau teflon dan di atasnya diberi kuah gula merah. Upacara ini sudah sangat jarang ditemukan, tetapi masih ada juga beberapa orang yang tetap memperingatinya sebagai tanda bahwa kemalian sudah memasuki bulan keenam.

Bulan Ketujuh
Pada upacara kali ini ibu hamil akan didandani dan dihiasi dengan bunga-bunga, kemudian dia juga dimandikan dengan air yang dicampur dengan bunga. Tradisi seperti ini masih sangat banyak kita jumpai di daerah manapun di Jawa. 

Banyak sekali hidangan yang disediakan ketika acara tujuh bulanan, di antaranya adalah dawet atau cendol dan rujak, umbi-umbian atau bisa juga kacang rebus, urap-urap, nasi megono, tumpeng kecil yang jumlahnya 7 buah, bubur beras merah putih, urap-urap nya terdiri dari 7 jenis sayur, bola ketan kukus yang diberi macam-macam warna, telur 7 butir, serta jajan pasar. 

Dalam upacara ini dipercayai juga sebegai penentu jenis kelamin anak yang akan lahir nantinya. Jika rasa hidangan yang disediakan terutama rujak dan dawetnya enak, makan anaknya perempuan. Dan apabila pada proses pemecahan kelapa airnya muncrat tinggi maka anaknya juga perempuan.

Bulan Kedelapan
Upacara ini hanya menyediakan klepon atau adonan tepung ketan yang diwarna hijau dan diberi gula merah di dalamnya. Di bentuk bulatan kecil-kecil. Setelah kue klepon matang lalu disusun dalam piring dan di atasnya di tambah dengan kue serabi dalam bentuk menelungkup.

Bulan Kesembilan
Pada upacara bulan kesembilan dibuatkan bubur yyang dinamakan jenang procot atau bubur procot. Dalam bahasa jawa bayi yang keluar dari dalam perut ibu tanpa halangan dinamakan lahir procot. Jadi dengan adanya upacara ini diharapkan bayi dapat lahir dengan sehat dan tanpa halangan suatu apapun. Jenang procot terbuat dari tepung beras, gula merah dan santan. Setelah jenang ditanak hingga matang, lalu dituang di atas daun pisang dan di tengah nya diberi pisang kupas yang utuh.

Sebenarnya ada banyak sekali upacara-upacar lain yang dilakukan di daerah-daerah lain, tidak hanya di Jawa saja. Inti dari perayaan untuk ibu hamil adalah meminta doa kepada tetangga dan kerabat dekat untuk meminta kelancaran pada proses kehamilan dan persalinan. Perayaan atau syukuran semacam ini tentunya termasuk kekayaan indonesia yang diwariskan secara turun-temurun di daerah-daerah di Indonesia. Terus jaga dan lestarikan kekayaan-kekayaan indonesia meskipun semodern apapun kita.
loading...

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Syukuran Kehamilan Adat Dan Tradisi"